Home / Catatan /

UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University

Publikasi 1 Juni 2020 Oleh: Lenterak


Suatu pertanyaan menantang yang tergantung dari definisi “cyber university” itu sendiri, salah satunya adalah “segala usaha untuk mengubah sumber daya kampus yang ada ke dalam bentuk digital berbasis internet, melalui alat atau instrumen yang canggih, sedemikian rupa sehingga kehidupan nyata kampus dapat ditingkatkan melebihi waktu maupun ruang yang ada”

Kebijakan pengembangan cyber university atau kampus digital merupakan petunjuk kuat bahwa UNTAN akan memasuki era kampus digital. Apakah kampus digital lebih unggul dibandingkan kampus tradisional?

Sumber daya itu meliputi semua informasi di lingkungan kampus UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University (jadwal transportasi yang tersedia, perbankan, kantin, ketersediaan fasilitas), sumber daya material (buku, materi/modul pembelajaran) sampai dengan aktivitas kampus (proses belajar dan mengajar, manajemen, dan pelayanan administrasi).

Jika demikian halnya maka jelaslah bahwa kampus digital akan lebih unggul jika dibandingkan dengan yang tradisional. Bayangkan, perpustakaan dapat diakses malam hari langsung dari rumah, tugas dikumpulkan melalui email, pengumuman kampus diakses tanpa harus ke kampus, dan sebagainya.

Teknologi Informasi (TI) yang merupakan tulang punggung kampus digital, didukung oleh tiga komponen utama,4 computer, communication, dan content. Tentulah yang dimaksud dengan communication adalah jaringan internet.

Dengan adanya jalinan kerjasama kampus dengan tiga vendor raksasa teknologi maka sudah diperoleh jaminan bahwa dua komponen pertama di atas pasti akan berfungsi sebagaimana dimaksud, sedangkan komponen content tidak sepenuhnya dapat dijamin keberhasilannya karena tergantung dari manusia-manusia pengelola maupun pemakainya.

UNTAN Menuju Cyber University


Artikel sebelumnya:

Catatan Kecil

Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia